Limapuluh Kota- - Rumah nenek Nurbaina, 84 tahun, warga Jorong Sawahlaweh, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, yang viral di media massa dan media sosial, mendapat perhatian khusus dari Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rishmarini. Mantan Wali Kota Surabaya itu bahkan menurunkan tim khusus untuk menangani Nenek Nurbaina.
Tim khusus yang diturunkan Mensos Tri Rismaharini itu terdiri dari Khanifah (Direktorat Rehabilitasi Sosial Lansia), Nurman (Direktorat Jaminan Sosial), dan Rika (Direktorat Pemberdayaan Kelompok Adat Terpencil). Mereka sudah mendatangi kediaman Nenek Nurbaina sejak Rabu (12/6), dan masih berada di Limapuluh Kota hingga Jumat ini (14/6).
"Kami ditugaskan langsung oleh Ibu Mensos untuk datang langsung ke rumah Nenek Nurbaina, " kata tim khusus ini kepada Wali Nagari Tungkar Yusrizal Dt Pado. Sehari sebelum tim Menteri Risma ini turun, Kemensos pada Selasa sore (11/6) juga menurunkan tim Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Padang ke rumah Nenek Nurbaina.
Kedatangan kedua tim Kemensos ini turut didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Limapuluh Kota Indra Suryani bersama sejumlah Kabid dan pendamping Program Kelurga Harapan (PKH). Selain itu, juga turut menemani fungsional Penyuluh Sosial Dinas Sosial Sumbar:,
Mulyadi.
Selain melihat kondisi rumah yang dihuni Nenek Nurbaina bersama putranya Aswir, 64 tahun, dan melihat rumah yang dihuni pemuda disabilitas yatim piatu bernama Afrianton atau Kanto Uk Ek, 43, tim Kemensos juga membawa Nenek Nurbaina dan Aswir, menjalani pemeriksaaan kesehatan di Puskesmas Situjuah dan RSUD Adnaan WD. Setelah itu, merekamengajak Aswir, melihat lokasi lahan pertanian atau peternakan yang bisa dijadikan Aswir sebagai sumber ekonomi kedepan, untuk menghidupi dirinya dan ibunya Nurbaina.
*Ratusan Warga Goro, Bupati Antar Bantuan*
Saat tim Kemensos yang ditugaskan langsung oleh Menteri Tri Rismaharini mengantar Nenek Nurbaina dan putranya Aswir, menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Adnaan WD Payakumbuh pada Kamis pagi (13/6). Ratusan warga Nagari Tungkar dibantu personel BPBD Limapuluh Kota, Polsek Situjuah Limo Nagari, dan Koramil Luhak, bergotong-royong membongkar rumah yang dihuni Nenek Nurbaina dan rumah yang dihuni Afrianto atau Kanto Uk Ek.
Rumah Nurbaina dan rumah Kanto Uk Ek yang kondisinya tidak layak huni, dibongkar warga secara bergotong-royong, untuk kemudian dibangun kembali dengan menggunakan dana bantuan atau donasi yang digalang pemuda bersama pemerintah nagari. Saat gotong royong, warga juga menebang pohon manggis yang sudah mulai berlobang dan tumbuh di sekitar permukiman Suku Chaniago tersebut.
Di sela-sela gotong royong warga tersebut, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo, datang bersama Komisioner Baznas Dt Ulak Cumano, Kadis Sosial Indra Suryani, serta pejabat BPBD Ardiman "Koseng" dan Hendry. Mereka, disambut Camat Situjuah Rumelia, Kapolsek Situjuah AKP Farzan, Wali Nagari Tungkar Yusrizal Dt Pado, Ketua KAN AM Dt Bandaro Kuniang dan pengurus Syafrizal Dt Bandaro Panjang, HM Nur Dt Paduko Alam, serta para kepala jorong dan tokoh-tokoh masyarakat.
Baca juga:
Pergilah Anakku, Busur T’lah Dilepas
|
Diantara tokoh masyarakat yang menanti dan mendampingi Safaruddin Dt Bandaro Rajo selama di Sawahloweh itu, termasuk calon terpilih DPRD Limapuluh Kota, M Fajar Rillah Vesky. Dia mendampingi Bupati Safar bersama Generasi Muda Sawahloweh dan tokoh-tokoh masyarakat yang memprakarsai aksi sosial-kemanusiaan ini. Seperti Alek Dt Paduko Lobiah, Syafril Dt Simarapi, Meddy, Riko Arisandi, Is Taratak, Masyudha Putra, Pak Sitas, Da Pendi Nuruk, dll.
Selama berada di lokasi gotong-royong, Bupati Safaruddin tak hanya membawa kasur, selimut dan bantuan peralatan buat Nenek Nurbaina, Aswir, dan Afrianto. Namun, juga menyerahkan bantuan sebesar Rp7 juta yang bersumber dari Bupati dan Baznas Limapuluh Kota. Bantuan itu diharap menjadi stimulus untuk kegiatan bedah rumah yang digalang pemuda.
Sebelum meninggalkan Jorong Sawahlaweh, Bupati juga sempat melihat kediaman warga lansia bernama Tek Nuni, yang berada di sebarang jalan dari arah rumah Nenek Nurbaina. Bupati Safar bersama rombongan yang diajak mampir oleh tokoh masyarakat dan wali nagari, sempat tertegun melihat rumah Tek Nuni yang kondisinya juga butuh perhatian.
"Banyak ternyata, rumah-rumah dengan kondisi seperti ini, " kata Bupati. Mudah-mudahan, kalau penanganan dua rumah yang sedang dikerjakan saaat ini mencukupi, bisa berimbas pula ke rumah Tek Nuni. "Ini, kasurnya juga perlu dikasih. Nanti, diantar ya ke sini, " pesan Bupati kepada pejabat BPBD, sebelum meninggalkan lokasi rumah Tek Nuni.
Disisi lain, Generasi Muda Sawahlaweh diwakili Alek Dt Paduko Lobiah, Syafril Dt Simarapi, Meddy, Mashuda Putra, bererimakasih kepada Bupati Safaruddin Dt Bandaro Rajo yang sudah hadir menyaksikan warga bergotong royong, dan meninggalkan bantuan uang kepada Baznas. Geneerasi muda ersama, tokoh-tokoh masyarakat Nagari Tungkar, seperti H. AM Dt Bandaro Kuniang, Syafrizal Dt Bandaro Panjang, M Nur Dt Paduko Alam, Datuak Alat Cumano, Pak Sitas dll, menyebut, Bupati Safar sangat peduli terhadap Nagari Tungkar.
"Baru bulan lalu, Bupati Safar bersama Baznas, membantu bedah rumah di Jorong Dalam Nagari. Kini, dibantu pula bedah rumah di Jorong Sawahlaweh. Sebelumnya, bupati juga menerbitkan SK Tanggap Darurat untuk menangabi banjir bandang dan normalisasi Sungai Batang Sandir dengan Sungai Ujuang Guguak. Banyak kepedulian Bupati terhadap Tungkar. Mudah-mudahan, tidak merasa lelah dan tetap percaya dengan kebersamaan kita masyarakat Nagari Tungkar, " kata para tokoh.
Dinsos Surati Seluruh Nagari
Sementara itu, berita rumah Nenek Nurbaina yang viral di media sosial dan media masa, membuat Dinas Sosial (Dinsos) Limapuluh Kota, menyurati seluruh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pendamping PKH, dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kabupaten ini. Dalam surat bertanggal 10 Juni 2024 itu atau setelah berita rumah Nenek Nurbaina Viral, Dinsos meminta TKSK, Pendamping PKH dan PSM, mengirim data usulan calon penerima bantuan Rumah Sejahtera Terpadu (RST).
Dalam surat Dinsos Limapuluh Kota Nomor 400.9/48/Dinsos-LK/VI/2024 itu, seluruh
TKSK, Pendamping PKH dan PSM, diminta mengumpulkan data masyarakat yang akan diusulkan sebagai penerima bantuan sosial RST. Dengan kriteria, dinding/atap dalam kondisi rusak yang dapat membahayakan penghuni, dinding/atap terbuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk, lantai terbuat dari tanah, papan, bambu, semen/keramik dalam kondisi rusak, tidak memiliki tempat mandi/cuci/kakus atau memilliki namun tidak layak, serta luas lantai kurang dari 7, 2 meter per orang.
Kadinsos Limapululuh Kota Indra Suryani dalam surat itu juga menjelaskan, syarat calon penerima bansos RTS ini adalah fakir miskin yang memiliki kartu identitas diri atau kartu keluarga. Kemudian, terdata dalam DTKS, memiliki rumah di atas tanah sendiri yang dibutikan dengan sertifikat, akta jual beli, girik atau nama lain surat kepemilikan dari camat selaku pejabat pembuat akta tanah, dan belum pernah menerima bansos sejenis dari kementerian/lembaga/pemda.
Dinsos Limapuluh Kota meminta seluruh
TKSK, Pendamping PKH dan PSM mengirim data calon penerima bantuan Rumah Sejahtera Terpadu (RST) ini paling lama 19 Juni 2024. Dengan melampirkan atau membuat Rencana Anggaran Biaya dengan pagu Rp20 juta berupa barang atau bahan bangunan. (**).